Senin, Januari 28, 2008

Siapakah Ibnu Hisyam ?

Dalam sejarah terdapat banyak ulama yang memakai nama Ibnu Hisyam yang mempunyai spesifikasi ilmu tersendiri,diantaranya Ibnu Hisyam salah seorang ahli bahasa arab yang terkenal dengan buku-bukunya dan Ibnu Hisyam yang mempunyai kitab Sirah Ibnu Hisyam.Berikut ini nama-nama ulama yang bergelar Ibnu Hisyam :
1.Abdul Malik bin Hisyam bin Ayub Al Himyari Al Mu’arifi Adz Dzuhali, beliau adalah orang yang meletakkan batu pertama dan lentera bangunan Universitas Islam Madinah, dia bagaikan huruf Alif dalam huruf Hijaiyah. Beliau bergelar Abu Muhammad Ibnu Hisyam, banyak penulis yang mengatakan bahwa beliau juga yang menulis kitab Sirah Ibnu Hisyam padahal penulis kitab Sirah Ibnu Hisyam adalah Ibnu Hisyam yang lain. Beliau sangat menghormati Imam Syafi'I sehingga ada perkataan yang terkenal dari beliau : Imam Syafi'I adalah hujjah ( landasan ) dalam bahasa Arab. Beliau meninggal menghadap Allah swt pada tahun 218 H.
2.Muhammad bin Yahya bin Hisyam Al Khadhrawi Abu Abdillah Al Khazraji Al Andalusi. Imam Suyuthi menulis biografi beliau yang berbunyi : " Imam Al Khadhrawi adalah guru dalam bahasa arab yang selalu belajar bahasa arab dari Ibnu Khoruf, Mush'ab dan Ar Rindi sedangkan ilmu Qira'ah beliau pelajari dari bapaknya."Diantara karya beliau adalah : Fashlul Maqaal fi Abdniyatil Af'aal, Al Masail An Najb, Al Ifshaah bi fawaidil Idhaah, Al Iqtiraaq fi Talkhisil Idhaah wa syarhihi, Ghurarul Ashbaah fi Syarhi Abyatil Idhah.Beliau dilahirkan pada tahun 575 H dan meninggal di Tunisia malam minggu tanggal 14 Rabiul Akhir tahun 646 H.
3.Muhammad Abu Abdillah bin Ahmad bin Hisyam bin Ibrahim bin Khalaf Al Lakhmi As Sibti.Beliau lahir tahun 557 H, beliau termasuk imam yang ahli dalam ilmu Nahwu. Diantara karya beliau : Al Madkahl ila taqwimil lisan wa ta'ilimil bayan, Al fushul wal Mu'mal fi Syarhi Abyatil Mujmal, Nukatun 'Ala Syarhi kitab Sibawaihi lil A'lam Asyantamiri, Lahnul 'Ammah.
4.Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam Abu Abdillah Al Fihri Adz Dzahabi yang terkenal dengan sebutan Asy Syawasy. Beliau adalah orang yang tawadhu' dan termasuk dalam deretan ahli ilmu Nahwu dan bahasa Arab, belajar ilmu nahwu dari Imam Al Juzuli. Imam Suyuthi juga menceritakan bahwa beliau adalah imam yang indah tulisannya, beliau berpulang ke rahmatullah tahun 619 H.
5.Muhammad bin Ubaidillah bin Ahmad bin Muhammad bin Hisyam bin Abdurrahman bin Ghalib bin Nashr Al Khasyti Al Maqali Abu Abdillah yang terkenal dengan sebutan Ibnu 'Uwaidh. Beliau merupakan guru ilmu Nahwu yang utama, meninggal hari Sabtu 19 Syawal tahun 576 H.

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Januari 15, 2008

Video Tilawah

Syekh Misyari Rasyid Al Afasiy


Syekh Ahmad Al 'Ajmiy


Syekh Abu Bakar Asy Syathiriy


Syekh Fahd Al Kanderiy


Syekh Muhammad Jibril


Hasan Abdullah Al Awadh


Ahmad Saud


Athif Abdul Ahad Muhibbullah


A Kid


Muhammad Al Athrasy

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Januari 08, 2008

Keutamaan Bulan Muharram dan Hari Asyura

Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Muharram menjadi salah satu dari empat bulan suci yang tersebut dalam Al-Quran. "Jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat bulan yang disucikan."

Keempat bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Semua ahli tafsir Al-Quran sepakat dengan hal ini karena Rasululullah Saw dalam haji kesempatan haji terakhirnya mendeklarasikan, "Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya berurutan yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan ke empat adalah bulan Rajab."

Selain keempat bulan khusus itu, bukan berarti bulan-bulan lainnya tidak memiliki keutamaan, karena masih ada bulan Ramadhan yang diakui sebagai bulan paling suci dalam satu satu tahun. Keempat bulan tersebut secara khusus disebut bulan-bulan yang disucikan karena ada alasan-alasan khusus pula, bahkan para penganut paganisme di Makkah mengakui keempat bulan tersebut disucikan.

Pada dasarnya setiap bulan adalah sama satu dengan yang lainnya dan tidak ada perbedaan dalam kesuciannya dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Ketika Allah Swt memilih bulan khusus untuk menurunkan rahmatnya, maka Allah Swt lah yang memiliki kebesaran itu atas kehendakNya.

Keutamaan Bulan Muharram
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram."

Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari 'Asyura.

Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.

Mendengar hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian" dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura. Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada hari 'Asyura diwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara puasa pada hari 'Asyura disunahkan.

Dikisahkan bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau." Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Abdullah Ibn Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim). Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya sunnah. Beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).

Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu boleh dilakukan.

Legenda dan Mitos Hari 'Asyura

Meski demikian banyak legenda dari salah pengertian yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari 'Asyura, meskipun tidak ada sumber otentiknya dalam Islam. Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari 'Asyura Nabi Adam diciptakan, pada hari 'Asyura Nabi Ibrahim dilahirkan, pada hari 'Asyura Allah Swt menerima tobat Nabi Ibrahim, pada hari 'Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada hari 'Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari 'Asyura.

Sejumlah umat Islam mengaitkan kesucian hari 'Asyura dengan kematian cucu Nabi Muhmmad Saw, Husain saat berperang melawan tentara Suriah. Kematian Husain memang salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Namun kesucian hari 'Asyura tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa ini dengan alasan yang sederhana bahwa kesucian hari 'Asyura sudah ditegakkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw jauh sebelum kelahiran Sayidina Husain. Sebaliknya, adalah kemuliaan bagi Husain yang kematiannya dalam pertempuran itu bersamaan dengan hari 'Asyura.

Anggapan-anggapan yang salah lainnya tentang bulan Muharram adalah kepercayaan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang tidak membawa keberuntungan, karena Husain terbunuh pada bulan itu. Akibat adanya anggapan yang salah ini, banyak umat Islam yang tidak melaksanakan pernikahan pada bulan Muharram dan melakukan upacara khusus sebagai tanda ikut berduka atas tewasnya Husain dalam peperangan di Karbala, apalagi disertai dengan ritual merobek-robek baju atau memukuli dada sendiri.

Nabi Muhammad sangat melarang umatnya melakukan upacara duka karena meninggalnya seseorang dengan cara seperti itu, karena tindakan itu adalah warisan orang-orang pada zaman jahiliyah.

Rasulullah bersabda, "Bukanlah termasuk umatku yang memukuli dadanya, merobek bajunya dan menangis seperti orang-orang pada zaman jahiliyah."

Bulan Pengampunan Dosa

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Kata Muharram artinya 'dilarang'. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan pertumpahan darah.

Seperti sudah disinggung di atas, bahwa bulan Muharram banyak memiliki keistimewaan. Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan. (Tarmizi) (ln/Islamicity)
sumber:eramuslim.com

[+/-] Selengkapnya...