Rabu, Juni 18, 2008

Serial Tadabbur Al Quran (Surat Ali Imran)

Tujuan Surat
Mengajak umat untuk berpegang teguh pada prinsip yang telah disebutkan dalam surat sebelumnya yaitu surat Al Baqarah. Surat ini mengajak semua kelompok yang ada di muka bumi, kepada kelompok yang sudah beriman agar selalu konsisten pada keimanan mereka, dan meminta kelompok yang baru mulai dalam beragama agar sabar terhadap semua rintangan yang dihadapi.
Kenapa dinamakan dengan Ali Imran?
Surat ini dinamakan Ali Imran ( Keluarga Imran ) karena keluaraga ini salah satu contoh sikap konsisten beragama. Istri imran ingin menolong agama Islam dan bernazar agar anak yang dikandungnya untuk memerdekakan masjid Al Aqsha yang dikuasai oleh Romawi. Maryam anak Imran adalah contoh sikap konsisten dalam ketaatan, beribadah dan menjaga kehormatan. Nabi Zakaria a.s mencontohnya dalam berdoa kepada Allah, sehingga beliau berdoa kepada Allah swt agar diberi karunia anak dan Allah swt mengabulkan doanya dengan lahrinya Nabi Yahya a.s. disini kita lihat bahwa dua contoh teguh pendirian adalah dua orang wanita, maka setelah surat ini ada Surat An Nisaa ( perempuan-perempuan). Ayat yang berkaitan dengan teguh pendirian dimulai dari ayat 3 ” Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil ” sampai dengan ayat 200”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. ”, yang mana dua ayat ini menegaskan hal tersebut karena kita berada di pihak yang benar. Surat ini mengandung banyak ayat-ayat yang terfokus pada pokok utama yaitu teguh pendirian seperti ayat 102, 103, 146, 173 dan 200.

Surat ini terbagi dua
•Bagian pertama yang teridiri dari 120 ayat membicarakan tentang teguh pendirian terhadap pengaruh eksternal
•Bagian kedua yang terdiri dari 80 ayat membicarakan tentang teguh pendirian terhadap pengaruh internal.
Surat ini juga memperingatkan kepada kita tentang sebab-sebab yang bisa menghilangkan sikap teguh pendirian, maka kita dilarang dari beberapa hal :
•Memperturutkan hawa nafsu ( syahawat) : ayat 14
•Dosa dan maksiat : ayat 155 dan 165
Surat ini menjelaskan faktor-faktor sikap teguh pendirian :
•Selalu meminta kepada Allah : ayat 8,9,191,192,195 dalam ini disebutkan beberapa doa.
•Solidaritas / Ukhuwah : ayat 103 dan 105, yang menganjurkan agar kita saling tolong menolong dalam ketaatan kepada Allah swt.
•Ibadah : ayat 37,39,191, yang menerangkan contoh-contoh hamba yang shaleh.
•Dakwah kepada agama Allah swt : ayat 104 dan 110 , karena orang yang mengajak kepada sesuatu maka orang itu akan bertambah yakin dengannya.
•Tujuan yang jelas : ayat 191
Bagian pertama :
Bagian ini dimulai dari 120 ayat pertama yang menceritakan kejadian yang menimpa rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam ketika didatangi oleh utusan dari Nasrani Najran, ayat ini merupakan diskusi dan debat pertama dengan ahli kita. Dalam ayat-ayat tersebut kita bisa belajar cara dan etika debat yaitu :
•Akidah yang kuat sebelum berdebat : ayat 18 – 19 – 20 – 81 – 82
•Mencari titik persamaan antara kita dan mereka : ayat 64 - 84
•Landasan yang logis : ayat 59-65-66-79
•Melarang mereka berdusta : ayat :25,70,71
•Tantangan yang kuat : ayat 61
•Bersikap adil dalam bergaul dengan Ahli kitab : ayat 75-111
•Memuji para nabi yang diutus kepada mereka : ayat 33-42
Bagian pertama ditutup dengan ayat 120 yang juga terfokus pada makna teguh pendirian : ”jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Bagian Kedua
Bagian ini mencakup makna teguh pendirian dalam sisi internal ketika perang Uhud dan beberapa kejadian berupa yaitu sebagian pemanah tidak mendengarkan perintah rasul yang menyebabkan terpecahnya pasukan kaum muslimin dan sebagian dari mereka lari meninggalkan medan pertempuran. Ayat ini turun ketika hati kaum muslimin bersedih karena perbuatan saudara kaum muslimin yang lain ketika perang dengan kelalaian mereka dan melanggar perintah nabi muhammad shallallahu’alaihi wasallam. Pada bagian kedua dijelaskan solusi dari kesulitan yang menimpa kaum muslimin ketika perang dengan penuh hikmah, maka disebutkan dalam beberapa poin berikut :
•Karunia Allah terhadap kaum muslimin : ayat 123
•Satu rasa dalam duka : ayat 140
•Sindiran rigan : ayat 155
•Mengangkat ruh maknawiyah : 169-170-171
•Sebab-sebab kekalahan
Di dalam ayat ini juga disebutkan tentang riba karena hal itu merupakan salah satu sebab pertentangan dan perpecahan diantara kaum muslimin.
Wallahu A'lam Bishshawaab

[+/-] Selengkapnya...